BAB 5
IP ADDRESS DAN SUBNETTING
Pada Bab 5 akan di jelaskan
tentang Pengalamatan IP yang
sangat dibutuhkan untuk
menyambungkan antara satu komputer dengan komputer yang lain
agar bisa saling komunikasi satu
sama lain.
1.1. IP Address Versi 4 (IPV4)
IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar
host di internet sehingga
merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena
merupakan metode pengalamatan yang
telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP
address berarti kita telah memberikan
identitas yang universal bagi setiap interadce komputer.
Jika suatu komputer memiliki lebih dari satu
interface (misalkan menggunakan dua ethernet) maka kita
harus memberi dua IP address untuk
komputer tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya.
Format Penulisan IP Address
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang
dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya.
Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address
dapat dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari
00000000.00000000.00000000.00000000
sampai
11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address
dengan bilangan biner seperti ini susah
untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan
desimal yang masing-masing dipisahkan
oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi desimal
bertitik”. Setiap bilangan desimal
merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan
suatu IP address dalam format biner
dan desimal :
Desimal 167 205 206 100
Biner 10100111 11001101 11001110 01100100
Format IP Address
Pembagian Kelas IP Address
Jumlah IP Address yang tersedia secara teoritis adalah
255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar
lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan
internet di seluruh dunia. Pembagian kelaskelas ini ditujukan untuk mempermudah
alokasi IP Address, baik untuk host/jaringan tertentu atau
untuk keperluan tertentu.
IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian
network (net ID) dan bagian host
(host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network
dari network yang lain, sedangkan host
ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network.
Jadi, seluruh host yang tersambung dalam
jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari
bit-bit bagian awal dari IP Address
merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya
untuk host. Garis pemisah antara
bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas
network. IP address dibagi ke dalam
lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan
kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul
Jaringan Komputer 2
ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh
sedikit jaringan namun jumlah host yang
dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan
E tidak digunakan secara umum, kelas
D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk
keprluan eksperimental. Perangkat lunak
Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini
dengan menguji beberapa bit pertama dari
IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara
berikut :
Bit pertama IP Address kelas A adalah
0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24
bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range
dari 0-127. Jadi pada kelas A
terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung
sekitar 16 juta host
(255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan
dengan jumlah host yang sangat
besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut ini
:
0-127 0-255 0-255 0-255
0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh
IP Address kelas A
Dua bit IP address kelas B selalu diset
10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara
128-191.Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya
adalah host ID sehingga kalau
ada komputer mempunyai IP address 192.168.26.161, network ID
= 192.168 dan host ID =
26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari
128.0.xxx.xxx sampai
191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network 255 x
255 host atau sekitar 65 ribu host.
128-191 0-255 0-255 0-255
10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh
IP address kelas B
IP address kelas C mulanya digunakan
untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit
pertama IP address kelas C selalu diset 111. Network ID
terdiri 24 bit dan host ID 8 bit sisanya
sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan
masing-masing network memiliki
256 host.
192-223 0-255 0-255 0-255
110nnnnn Nnnnnnnn nnnnnnnn Hhhhhhhh
IP address kelas C
IP address kelas D digunakan untuk
keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D
selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara
224-247, sedangkan bit-bit
berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang
menggunakan IP address ini. Dalam
multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID.
IP address kelas E tidak diperuntukkan
untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address
kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar
antara 248-255.
Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang
digunakan uk IP address yang
menunjuk bagian jaringan.Penulisan network prefix adalah
dengan tanda slash "/" yang diikuti angka
yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit. Misal
untuk menunjuk satu network kelas B
192.168.xxx.xxx digunakan penulisan 192.168/16. Angka 16 ini
merupakan panjang bit untuk STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan
Komputer 3
network prefix kelas B.
Address Khusus
Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host, ada
beberapa jenis address yang
digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan
untuk pengenal host.Address tersebut
adalah :
Network Address. Address ini digunakan untuk mengenali suatu
network pada jaringan
Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B
192.168.9.35. Tanpa memakai subnet (akan
diterangkan kemudian), network address dari host ini adalah
192.168.0.0. Address ini didapat
dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir
menjadi 0. Tujuannya adalah untuk
menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router
cukup melihat network address (192.168)
untuk menentukan ke router mana datagram tersebut harus
dikirimkan. Analoginya mirip dengan
dalam proses pengantaran surat, petugas penyortir pada
kantor pos cukup melihat kota tujuan pada
alamat surat (tidak perlu membaca selutuh alamat) untuk
menentukan jalur mana yang harus
ditempuh surat tersebut.
Broadcast Address. Address ini digunakan untuk
mengirim/menerima informasi yang harus
diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network.
Seperti diketahui, setiap datagram IP
memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host
yang akan dituju oleh datagram tersebut.
Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang
memproses dataram
tersebut,sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana
jika suatu host ingin mengirim
datagram kepada seluruh host yang ada pada networknya ?
Tidak efisien jika ia harus membuat
replikasi datagram sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian
bandwidth akan meningkat dan beban
kerjas host pengirim bertambah, padahal isi
datagram-datagram tersebut sama.Oleh karena itu,
dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke
alamat broadcast, maka seluruh host yang
ada pada network akan menerima datagram tersebut.
Konsekuensinya, seluruh host pada network
yang sama harus memiliki broadcast address yang sama dan
address tersebut tidak boleh digunakan
sebagai IP address untuk host tertentu.
Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk
menerima datagram : pertama adalah
IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast
address pada network tempat host
tersebut berada.
Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit host pada
IP Address menjadi 1. Jadi,
untuk host dengan IP address 192.168.9.35 atau
192.168.240.2, broadcast addressnya adalah
192.168.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut
dibuat berharga 11111111.11111111,
sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang di broadcast
biasanya adalah
informasi routing.
Multicast Address. Kelas address A, B dan C adalah address
yang digunakan untuk
komunikasi antar host, yang menggunakan datagram-datagram
unicast.Artinya, datagram / paket
memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. Hanya
host yang memiliki IP Address sama
dengan destination address pada datagram yang akan menerima
datagram tersebut, sedangkan host
lain akan mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk
seluruh host pada suatu jaringan, maka
field address tujuan ini akan berisi alamat broadcast dari
jaringan yang bersangkutan. Dari dua mode
pengiriman ini (unicast dan broadcast), muncul pula mode ke
tiga. Diperlukan suatu mode khusus
jika suatu host ingin berkomunikasi dengan beberap host
sekaligus (host group), dengan hanya
mengirim satu datagram saja. Namun berbeda dengan mode
broadcast, hanya host-host yang
tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima datagram
ini, sedangkan host lain tidak akan STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul
Jaringan Komputer 4
terpengaruh. Oleh karen itu, dikenalkan konsep multicast.
Pada konsep ini, setiap group yang
menjalankan aplikasi bersama mendapatkan satu multicast
address. Struktur kelas multicast address
dapat dilihat pada gambar berikut.
224-239 0-255 0-255 0-255
1110xxxx xxxxxxxx xxxxxxxx Xxxxxxxx
Struktur IP Address kelas multicast address
Untuk keperluan multicast, sejumlah IP Address dialokasikan
sebagai multicast address. Jika
struktur IP Address mengikuti bentuk
1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (bentuk desimal 224.0.0.0 sampai
239.255.255.255), maka IP Address merupakan multicast
address. Alokasi ini ditujukan untuk
keperluan group, bukan untuk host seperti pada kelas A, B
dan C. Anggota group adalah host-host
yang ingin bergabung dalam group tersebut. Anggota ini juga
tidak terbatas pada jaringan di satu
subnet. namun bisa mencapai seluruh dunia. Karena menyerupai
suatu backbone, maka jaringan
multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone
(MBone).
Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID
Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network
ID dan host ID yang digunakan :
Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat
loopback yakni IP address yang
digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya
sendiri.
Network ID dan host id tidak boleh sama
dengan 255
Network ID atau host ID
255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan
alamat yang mewakili seluruh jaringan.
Network ID dan host ID tidak boleh sama
dengan 0
IP address dengan host ID
0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan
untuk menunjuk suatu jaringan bukan suatu host.
Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki
host ID yang sama.
1.2. Subnetting
Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address,
mengatasi masalah topologi
network dan organisasi, network administrator biasanya
melakukan subnetting. Esensi dari
subunetting adalah "memindahkan" garis pemisah
antara bagian network dan bagian host dari suatu
IP Address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan
menjadi bit tambahan pada bagian network.
Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi
beberapa subnetwork. Cara ini
menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi
jumlah maksimum host yang ada
dalam tiap network tersebut.
Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware
dan media fisik yang
digunakan dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasikan
berbagai network dengan media
fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki
address network yang unik. Selain itu, dengan
subnetting, seorang Network Administrator dapat
mendelegasikan pengaturan host address seluruh
departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap
departemen, untuk memudahkannya dalam
mengatur keseluruhan network.STMIK AKBA | Suryadi Syamsu –
Modul Jaringan Komputer 5
Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan
masking bit (subnet mask ) kepada
IP Address. Struktur subnet mask sama dengan struktur IP
Address, yakni terdiri dari 32 bit yang
dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP Address yang
“ditutupi” (masking) oleh bit-bit subnet mask yang
aktif dan bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network
bit. Bit 1 pada subnet mask berarti
mengaktifkan masking (on), sedangkan bit 0 tidak aktif
(off). Sebagai contoh kasus, mari kita ambil
satu IP Address kelas A dengan nomor 44.132.1.20.
Ilustrasinya dapat dilihat tabel berikut
:
44 132 1 20
00101100 10000100 00000001 00010100
IP Address
255 255 0 0
11111111 11111111 00000000 00000000
Subnet Mask
44 132 0 0
00101100 10000100 00000000 00000000
Network Address
44 132 255 255
00101100 10000100 11111111 11111111
Broadcast Address
subnetting 16 bit Pada IP Address Kelas A
Dengan aturan standar, nomor network IP Address ini adalah
44 dan nomor host adalah
132.1.20. Network tersebut dapat menampung maksimum lebih
dari 16 juta host yang terhubung
langsung. Misalkan pada address ini akan di implementasikan
subnet mask sebanyak 16 bit
255.255.0.0 (Hexa = FF.FF.00.00 atau Biner =
11111111.11111111.00000000.00000000 ). Perhatikan
bahwa pada 16 bit pertama dari subnet mask tersebut berharga
1, sedangkan 16 bit berikutnya 0.
Dengan demikian, 16 bit pertama dari suatu IP Address yang
dikenakan subnet mask tersebut akan
dianggap sebagai network bit. Nomor network akan berubah
menjadi 44.132 dan nomor host
menjadi 1.20. Kapasitas maksimum host yang langsung
terhubung pada network menjadi sekitar 65
ribu host.
Subnet mask di atas identik dengan standard IP Address kelas
B. Dengan menerapkan subnet
mask tersebut pada satu network kelas A, dapat dibuat 256
network baru dengan kapasitas masingmasing subnet setara network kelas B.
Penerapan subnet yang lebih jauh seperti 255.255.255.0 (24
bit) pada kelas A akan menghasilkan jumlah network yang
lebih besar (lebih dari 65 ribu network)
dengan kapasitas masing-masing subnet sebesar 256 host.
Network kelas C juga dapat dibagi-bagi
lagi menjadi beberapa subnet dengan menerapkan subnet mask
yang lebih tinggi seperti untuk 25 bit
(255.255.255.128), 26 bit (255.255.255.192), 27 bit
(255.255.255.224) dan seterusnya.
Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface.
Penerapan subnet mask pada IP
Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni
Network Address dan Broadcast Address.
Network address didefinisikan dengan menset seluruh bit host
berharga 0, sedangkan broadcast
address dengan menset bit host berharga 1. Seperti yang
telah dijelasakan pada bagian sebelumnya,
network address adalah alamat network yang berguna pada
informasi routing. Suatu host yang tidak
perlu mengetahui address seluruh host yang ada pada network
yang lain. Informasi yang STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer
6
dibutuhkannya hanyalah address dari network yang akan
dihubungi serta gateway untuk mencapai
network tersebut. Ilustrasi mengenai subnetting, network
address dan broadcast address dapat
dilihat pada Tabel di bawah. Dari tabel dapat disimpulkan
bagaimana nomor network standard dari
suatu IP Address diubah menjadi nomor subnet / subnet
address melalui subnetting.
Tabel 5.1 Beberapa kombinasi IP Address
IP Address Network
Address
standard
Subnet
Mask
Interpretasi Broadcast
Address
44.132.1.20 44.0.0.0 255.255.0.0
(16 bit)
Host 1.20 pada
subnet 44.132.0.0
44.132.255.25
5
81.50.2.3 81.0.0.0 255.255.255
(0 (24 bit.
Host 3 pada
subnet 81.50.2.0
81.50.2.255
192.168.2.10
0
192.168.0.
0
255.255.255
(128 (25 bit.
Host 100 pada
subnet
192.168.2.0
192.168.2.127
192.168.2.13
0
192.168.0.
0
255.255.255
(192 (26 bit.
Host 130 pada
subnet
192.168.2.128
192.168.2.191
Netmask dan network number subnetting hanya berlaku pada
network lokal. Bagi network di luar
network lokal, nomor network yang dikenali tetap nomor
network standard menurut kelas IP
Address.
Gambar 5.1 Subnetting
1.3. IP address Versi 6 (Ipv6)
Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6)
adalah sebuah jenis pengalamatan
jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP
yang menggunakan protokol Internet versi STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul
Jaringan Komputer 7
6. Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis
dapat mengalamati hingga 2
128
=3,4 x 10
38
host
komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IPv6 adalah
21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a.
Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit
(jumlah total alamat yang dapat
dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6
memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun
total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak
sampai 4 miliar alamat, karena ada
beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya
mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6,
yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang
mungkin hingga 2
128
=3,4 x 10
38
alamat.
Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk
menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis
(hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur
routing yang disusun secara
hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing
dan tabel routing.
Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya
DHCPv6 Server sebagai pengelola
alamat. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static
address, maka dalam IPv6, konfigurasi
alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan
stateful address configuration,
sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server
dinamakan dengan stateless address
configuration.
Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat
tinggi (high-order bit) sebagai
alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah
(low-order bit) sebagai alamat host, dalam
IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada
tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda
pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format
Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada
subnet
mask, yang ada hanyalah Format Prefix.
Format Alamat IPV6
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok
berukuran 16-bit, yang dapat
dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran
4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal
tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
Karenanya, format notasi yang digunakan oleh
IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format,
berbeda dengan IPv4 yang menggunakan
dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan
biner :
00100001110110100000000011010011000000000000000000101111001110110000001010101010
000000001111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi
colon-hexadecimal format, angka-angka
biner di atas dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit :
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000
0010111100111011
0000001010101010 0000000011111111 1111111000101000
1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut dikonversikan ke
dalam bilangan heksadesimal
dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan
menggunakan tanda titik dua. Hasil
konversinya adalah sebagai berikut :
21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a
Penyederhanaan bentuk alamatSTMIK AKBA | Suryadi Syamsu –
Modul Jaringan Komputer 8
Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan
membuang angka 0 pada awal setiap
blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu
digit terakhir. Dengan membuang angka
0, alamat di atas disederhanakan menjadi:
21da:d3:0:2f3b:2aa:ff:fe28:9c5a
Gambar 5.2 Penyederhanaan bentuk alamat IPV6
Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan
alamat lebih jauh lagi, yakni
dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang
banyak angka 0-nya. Jika sebuah
alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi
colon-hexadecimal format mengandung beberapa
blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat
disederhanakan dengan menggunakan
tanda dua buah titik dua (:). Untuk menghindari kebingungan,
penyederhanaan alamat IPv6 dengan
cara ini hanya bisa digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan
nantinya
pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang
direpresentasikan oleh setiap tanda dua
titik dua (:) yang terdapat dalam alamat tersebut.
Tabel 5.2 berikut mengilustrasikan cara
penggunaan hal ini.
Tabel 5.2 Penyederhanaan Ipv6
Alamat asli Alamat asli
disederhanakan
Alamat setelah dikompres
fe80:0000:0000:
0000:02aa:00ff:f
e9a:4ca2
fe80:0:0:0:2aa:f
f:fe9a:4ca2
fe80::2aa:ff:fe9a:4ca2
ff02:0000:0000:
0000:0000:0000:
0000:0002
ff02:0:0:0:0:0:0:
2
ff02::2
Format Prefix
Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format
dapat direpresentasikan
dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet
mask. IPv6 juga memiliki angka
prefiks, tapi tidak didugnakan untuk merujuk kepada subnet
mask, karena memang IPv6 tidak
mendukung subnet mask.
Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit
memiliki nilai-nilai yang tetap
atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau
subnet identifier. Prefiks dalam IPv6
direpesentasikan dengan cara yang sama seperti halnya
prefiks alamat IPv4, yaitu *alamat+/*angka
panjang prefiks+. Panjang prefiks menentukan jumlah bit
terbesar paling kiri yang membuat prefiks STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul
Jaringan Komputer 9
subnet. Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat
direpresentasikan sebagai berikut :
3ffe:2900:d005:f28b::/64
Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut
dianggap sebagai prefiks alamat,
sementara 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.
Jenis-jenis alamat IP versi 6
IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai
berikut:
Alamat Unicast, yang menyediakan
komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara
dua host dalam sebuah jaringan.
Alamat Multicast, yang menyediakan
metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke
banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini
digunakan dalam komunikasi
one-to-many.
Alamat Anycast, yang menyediakan metode
penyampaian paket data kepada anggota
terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam
komunikasi one-to-one-of-many.
Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan
(destination address) dan diberikan
hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.
Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan
anycast terbagi menjadi alamat-alamat
berikut:
Link-Local, merupakan sebuah jenis
alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar
dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu
subnet.
Site-Local, merupakan sebuah jenis
alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar
dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah
intranet.
Global Address, merupakan sebuah jenis
alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar
dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet
berbasis IPv6.
Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam
struktur alamat.
Unicast Address
Alamat IPv6 unicast dapat diimplementasikan dalam berbagai
jenis alamat, yakni :
Alamat unicast global
Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam
alamat IPv4. Dikenal juga
sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya
alamat publik IPv4 yang
dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet
dengan menggunakan proses
routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa.
Struktur alamat IPv6 unicast
global terbagi menjadi topologi tiga level (Public, Site,
dan Node).
Tabel 5.3 Struktur alamat unicast global
Field Panjang Keterangan
001 3 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa
alamat ini adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global.
Top Level Aggregation
Identifier (TLA ID)
13 bit Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki
routing. TLA ID diatur oleh Internet Assigned
Numbers Authority (IANA), yang mengalokasikannya STMIK AKBA
| Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 10
ke dalam daftar Internet registry, yang kemudian
mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.
Res 8 bit Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang
akan datang (mungkin untuk memperluas TLA ID
atau NLA ID).
Next Level Aggregation
Identifier (NLA ID)
24 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site)
kustomer tertentu.
Site Level Aggregation
Identifier (SLA ID)
16 bit Mengizinkan hingga 65536 (2
16
) subnet dalam
sebuah situs individu. SLA ID ditetapkan di dalam
sebuah site. ISP tidak dapat mengubah bagian alamat
ini.
Interface ID 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah
node dalam
subnet yang spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).
Alamat unicast site-local
Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat
dalam IPv4. Ruang lingkup
dari sebuah alamat terdapat pada Internetwork dalam sebuah
site milik sebuah
organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan unicast
site-local dalam sebuah jaringan
adalah mungkin dilakukan. Prefiks yang digunakan oleh alamat
ini adalah FEC0::/48.
Tabel 5.4 Struktur alamat unicast site-local
Field Panjang Keterrangan
1111111011
0000000000
0000000000
0000000000
00000000
48 bit Nilai ketetapan alamat unicast sitelocal
Subnet
Identifier
16 bit Mengizinkan hingga 65536 (2
16
(
subnet dalam sebuah struktur
subnet datar. Administrator juga
dapat membagi bit-bit yang yang
memiliki nilai tinggi (high-order bit)
untuk membuat sebuah infrastruktur
routing hierarkis.
Interface
Identifier
64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah
node dalam subnet yang spesifik.
Alamat unicast link-local
Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh
host-host dalam subnet
yang sama. Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA
(Automatic Private Internet
Protocol Addressing) dalam sistem operasi Microsoft Windows
XP ke atas. host-host yang
berada di dalam subnet yang sama akan menggunakan
alamat-alamat ini secara otomatis
agar dapat berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi
resolusi alamat, yang disebut
dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan
oleh jenis alamat ini adalah
fe80::/64.
Tabel 5.5 Struktur alamat unicast link-localSTMIK AKBA |
Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 11
Field Panjang Keterangan
111111101000000000000
000000000000000000000
000000000000000000000
0
64 bit Berfungsi sebagai
tanda pengenal
alamat unicast linklocal.
Interface ID 64 bit Berfungsi sebagai
alamat dari sebuah
node dalam subnet
yang spesifik.
Alamat unicast yang belum ditentukan
(unicast unspecified address)
Alamat unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang
belum ditentukan oleh
seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP
Server untuk meminta
alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum
ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai
alamat ini dalam IPv6 adalah
0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua
.(::)
Alamat unicast loopback
Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan
untuk mekanisme
interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam
IPv4, alamat yang ditetapkan
adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6 adalah
0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.
Alamat unicast 6to4
Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua
host IPv4 dan IPv6
dalam Internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat
ini sering digunakan sebagai
pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan
prefiks alamat 2002::/16,
dengan tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat
sebuah prefiks dengan
panjang 48-bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana
WWXX dan YYZZ adalah
representasi dalam notasi colon-decimal format dari notasi
dotted-decimal format w.x.y.z
dari alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat IPv4
157.60.91.123 diterjemahkan menjadi
alamat IPv6 2002:9d3c:5b7b::/48.
Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format
IPv6 Unicast global
address, yakni 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.
Alamat unicast ISATAP
Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan
oleh dua host IPv4 dan
IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling
berkomunikasi. Alamat ini
menggabungkan prefiks alamat unicast link-local, alamat
unicast site-local atau alamat
unicast global (yang dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang
berukuran 64-bit dengan 32-
bit ISATAP Identifier (0000:5efe), lalu diikuti dengan
32-bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh
interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam
alamat ini dinamakan dengan
subnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani
alamat IPv4 publik saja, alamat
ISATAP dapat menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat publik
IPv4.
Multicast address
Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast
pada IPv4. Paket-paket yang STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan
Komputer 12
ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan
terhadap semua interface yang dikenali oleh
alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat
multicast IPv6 adalah ff00::/8.
Tabel 5.6 Struktur Multicast address
Field Panjang Keterangan
11111111 8 bit Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat
multicast.
Flags 4 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat
ini adalah alamat transient
atau bukan. Jika nilainya
0, maka alamat ini bukan alamat transient, dan
alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang ditetapkan
secara
permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah alamat
transient.
Scope 4 bit Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu
lintas multicast, seperti
halnya interface-local, link-local, site-local,
organization-local atau global.
Group ID 112 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal group
multicast
Anycast address
Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam
IPv4, tapi diimplementasikan
dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4.
Umumnya, alamat anycast digunakan oleh
Internet Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien.
Meskipun alamat anycast menggunakan
ruang alamat unicast, tapi fungsinya berbeda daripada alamat
unicast.
IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan
beberapa interface yang
berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan
ke sebuah alamat anycast ke
interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal
ini sangat berbeda dengan alamat
multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima,
karena alamat anycast akan
menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak penerima.
1.4. Jenis-jenis Alamat IP
Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke internet,
semua alamat IP dapat digunakan.
Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan
teknik routing) atau secara tidak
langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua
jenis alamat yang dapat digunakan
di dalam internet, yaitu public address (alamat publik) dan
private address (alamat pribadi).
1.4.1.IP Publik
alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan
oleh InterNIC dan berisi
beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik
(artinya, tidak ada dua host
yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut
telah terhubung ke
Internet.
Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka
beberapa rute dapat diprogram
ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju
alamat publik tersebut
dapat mencapai lokasinya. Di internet, lalu lintas ke sebuah
alamat publik tujuan dapat
dicapai, selama masih terkoneksi dengan internet.
1.4.2.IP privat
Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara
global unik terhadap
internetwork IP. Pada kasus internet, setiap node di dalam
sebuah jaringan yang
terhubung ke internet akan membutuhkan sebuah alamat yang
unik secara global
terhadap internet. Karena perkembangan internet yang sangat
amat pesat, organisasiorganisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke
internet membutuhkan sebuah
alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya
tersebut. Tentu saja, hal ini
akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara
global.STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 13
Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan
oleh sebuah organisasi,
para desainer internet memiliki pemikiran yaitu bagi
kebanyakan organisasi,
kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak
harus terhubung secara
langsung ke internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan
layanan internet,
seperti halnya akses terhadap web atau e-mail, biasanya
mengakses layanan internet
tersebut melalui gateway yang berjalan di atas lapisan aplikasi
seperti proxy server atau
e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya
membutuhkan alamat publik
dalam jumlah sedikit saja yang nantinya digunakan oleh
node-node tersebut (hanya
untuk proxy, router, firewall, atau translator) yang
terhubung secara langsung ke
internet.
Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak
membutuhkan akses langsung
ke internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari
alamat publik yang telah
ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah
pengalamatan ini, para
desainer internet mereservasikan sebagian ruangan alamat IP
dan menyebut bagian
tersebut sebagai ruangan alamat pribadi. Sebuah alamat IP
yang berada di dalam
ruangan alamat pribadi tidak akan digunakan sebagai sebuah
alamat publik. Alamat IP
yang berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga
dengan alamat pribadi.
Karena di antara ruangan alamat publik dan ruangan alamat
pribadi tidak saling
melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan
menduplikasi alamat publik,
dan tidak pula sebaliknya.
Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918
didefinisikan di dalam tiga
blok alamat berikut:
o 10.0.0.0/8
o 172.16.0.0/12
o 192.168.0.0/16
10.0.0.0/8
Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan
sebuah network
identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP yang valid
dari 10.0.0.1 hingga
10.255.255.254. Private network 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit
host yang dapat
digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi
privat.
172.16.0.0/12
Jaringan pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan
sebagai sebuah block
dari 16 network identifier kelas B atau sebagai sebuah
ruangan alamat yang
memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier,
yang dapat
digunakan dengan menggunakan skema subnetting di dalam
sebuah organisasi
privat. Alamat jaringan privat 17.16.0.0/12 mengizinkan
alamat-alamat IP yang
valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.
192.168.0.0/16
Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan
sebagai sebuah block
dari 256 network identifier kelas C atau sebagai sebuah
ruangan alamat yang
memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan sebagai host
identifier yang dapat
digunakan dengan menggunakan skema subnetting apapun di
dalam sebuah
organisasi privat. Alamat private network 192.168.0.0/16
dapat mendukung
alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga
192.168.255.254.
169.254.0.0/16
Alamat jaringan ini
dapat digunakan sebagai alamat privat karena memang
IANA mengalokasikan untuk tidak menggunakannya. Alamat IP
yang mungkin
dalam ruang alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga
169.254.255.254, dengan
alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan sebagai
alamat IP
privat otomatis (dalam Windows, disebut dengan Automatic
Private Internet STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 14
Protocol Addressing (APIPA)).
Hasil dari penggunaan alamat-alamat privat ini oleh banyak
organisasi adalah
menghindari kehabisan dari alamat publik, mengingat
pertumbuhan internet
yang sangat pesat.
Karena alamat-alamat IP di dalam ruangan alamat pribadi
tidak akan
ditetapkan oleh Internet Network Information Center
(InterNIC) (atau badan
lainnya yang memiliki otoritas) sebagai alamat publik, maka
tidak akan pernah
ada rute yang menuju ke alamat-alamat pribadi tersebut di
dalam router
internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak dapat
dijangkau dari internet.
Oleh karena itu, semua lalu lintas dari sebuah host yang
menggunakan sebuah
alamat pribadi harus mengirim request tersebut ke sebuah
gateway (seperti
halnya proxy server), yang memiliki sebuah alamat publik
yang valid, atau
memiliki alamat pribadi yang telah ditranslasikan ke dalam
sebuah alamat IP
publik yang valid dengan menggunakan Network Address
Translator (NAT)
sebelum dikirimkan ke internet.
1.4.3.IP Ilegal
Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk
mengoneksikan
intranetnya ke internet dapat memilih alamat apapun yang
mereka mau, meskipun
menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh
InterNIC. Jika sebuah organisasi
selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke
internet, skema alamat
yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat
yang mungkin telah
ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi lainnya.
Alamat-alamat tersebut dapat
menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga disebut
juga dengan illegal address,
yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya
0 komentar:
Posting Komentar